Senin, 02 Februari 2015

Pembeli Gaharu Super di Palu

Pembeli Gaharu Super di Palu
Pembeli Gaharu Super di Palu Kepada Rekan -rekan Supplier Kayu Gaharu di Seluruh Indonesia, Mohon diperhatikan hal dibawah ini sebelum menelepon atau menawarkan barang kepada kami :
  1.     Kami tidak Membeli Kayu Gaharu Buaya,Gaharu dalam Bentuk Pohon
  2.     Kami Membeli Gaharu dalam Bentuk Chips (kepingan), Lempengan dan Batangan untuk kelas saba, AB dan Super dari jenis Beringin, Gaharu Cabut, Gaharu Sirsak dan Gaharu Cengkeh
  3.     Untuk Kelas Kemedangan Kami hanya Membeli Medang yang sudah ada warna hitam dan Padat ( Medang Batu, dan atau Medang Lingkar / ada lingkar seperti obat nyamuk diujung kayunya). Untuk medang yang keropos ataupun lembek sebaiknya jangan tawarkan kepada kami.
Jika hal-hal diatas sudah anda perhatikan dan sesuai dengan kondisi anda dan Jika anda memiliki kayu gaharu dari alam jangan sungkan untuk mengontak kami. Kami akan memberikan informasi yang anda butuhkan. Semoga dengan adanya blog ini para petani tidak kesulitan untuk menjual kayu gaharu milikinya dengan harga yang pantas dan sesuai dengan harga pasar.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------




















































-------------
Pembeli Gaharu Super di Palu Azis Slamet Wiyono dan M.Wahyuddin (2005) dalam penelitiannya yang menguji  tentang pengaruh kualitas pelayanan medis, paramedis, dan penunjang medis terhadap kepuasan konsumen di Rumah Sakit Islam Manisrenggo Klaten.
Tujuan penelitiannya adalah untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan medis, paramedis, dan penunjang medis terhadap kepuasan konsumen di Rumah Sakit Islam Manisrenggo Klaten.
Metode analisis data yang digunakan adalah uji validitas dan uji reliabilitas kuesioner. Tahap selanjutnya, data kuesioner dianalisis dengan regresi berganda melalui uji statistik deskriptif, uji-t, uji ketepatan model, dan uji asumsi klasik. Susunan model empiriknya adalah: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + εKeterangan:
Y = kepuasan konsumen; a = konstanta; b1 = koefisien X1; b2 = koefisien X2; b3 = koefisien X3; X1 = kualitas pelayanan medis;
X2 = kualitas pelayanan paramedis;
X3 = kualitas pelayanan penunjang medis;
ε = residual.
Pembeli Gaharu Super di Palu Hasil analisis data menunjukkan bahwa semua variabel kualitas pelayanan secara signifikan memiliki pengaruh terhadap kepuasan konsumen di Rumah Sakit Islam Manisrenggo Klaten. Variabel kualitas pelayanan medis memiliki pengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen dengan tingkat signifikansi 7 %. Variabel kualitas pelayanan paramedis memiliki pengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen dengan tingkat signifikansi 8,8 %. Variabel kualitas pelayanan penunjang medis memiliki pengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen dengan tingkat signifikansi 8,9 Koefisien kualitas pelayanan medis 0,05427 dan bertanda positif. Artinya, jika kualitas pelayanan medis meningkat 1 skor, maka kepuasan konsumen akan meningkat 0,05427 skor. Koefisien kualitas pelayanan paramedis sebesar 0,06994 dan juga bertanda positif. Hal ini berarti kenaikan 1 skor kualitas pelayanan paramedis akan mengakibatkan kenaikan 0,06994 skor pada kepuasan konsumen. Koefisien kualitas pelayanan penunjang medis sebesar 0,06287 (juga bertanda positif), berarti kenaikan 1 skor variabel ini akan mengakibatkan kenaikan 0,06287 skor kepuasan konsumen. Hasil analisis data dan pembahasan di atas menunjukkan bahwa pada tingkat signifikansi 10 % ketiga hipotesis alternatif yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima.
Pembeli Gaharu Super di Palu Muhammad Guntur SW dan Bambang Setiaji (2005) dalam penelitiannya yang menguji pengaruh kualitas pelayanan dengan lima dimensi kualiats (Tangibles, Reliability Responsiveness,  Assurance,  Empathy) terhadap kepuasan pelanggan di PDAM kota Surakarta.  Tujuan penelitian adalah  mengetahui seberapa besar pengaruh dimensi service quality yang terdiri dari dimensi responsiveness ( tanggapan ), assurance ( jaminan ), tangibles ( tampilan fisik ) adalah fasilitas fisik yang dapat dilihat dari air, sambungan pipa, sarana, dan prasarana, empathy ( perhatian ), reliability ( keandalan)  terhadap  kepuasan pelanggan di PDAM kota Surakarta.
Metode analisis data yang digunakan adalah dengan metode regresi berganda OLS ( Ordinary Least Square ). Adapun urutan pengujian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut. KEP =a + β1RES + β2ASS + β 3TAN + β4EMP + β5REL + e.
Keterangan:    
    KEP     : Kepuasan pelanggan
    a     : Konstanta/intersept
    β     : Koefisien/besamya pengaruh
    RES     : Responsiveness/kehandalan
    ASS     : Assurance/jaminan
    TAN     : Tangible/tampilan fisik
    EMP     : Empathy/perhatian
    REL     : Reliability/kehandalan
    e     : Error, yaitu variabel lain yang tidak masuk ke dalam
        model,  tetapi ikut mempengaruhi kepuasan pelanggan.

Pembeli Gaharu Super di Palu Berdasarkan hasil analisis regresi dapat ditarik simpulan bahwa variabel dimensi service quality yaitu responsiveness, assurance, tangible, empathy, reliability berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan PDAM Kota Surakarta. Hasil tersebut menunjukan bahwa hipotesis dapat diterima, pengaruhnya yang paling besar adalah variabel responsiveness diikuti empathy, tangible, assurance, reliability terhadap kepuasan pelanggan. Hasilnya adalah R sebesar 0,639 menunjukkan bahwa 63,9% variabel kepuasan pelanggan dapat dijelaskan oleh variabel service quality yaitu responsiveness, assurance, tangible, empathy, dan reliability sedangkan 36,1% lainnya dijelaskan variabel lain yang tidak termasuk dalam model penelitian ini. Hasil uji asumsi klasik menunjukkan bahwa persebaran data adalah normal dan tidak menunjukkan gejala multikolinearitas dan uji heteroskedastisistas.
2.2 Landasan Teori
2.3 Pengertian Kualitas
Membicarakan tentang pengertian atau definisi kualitas dapat berbeda makna bagi setiap orang,  karena kualitas memiliki banyak kriteria dan sangat tergantung pada konteksnya. Banyak pakar dibidang kualitas yang mencoba untuk mendefinisikan kualitas berdasarkan sudut pandangnya masing-masing. Beberapa diantaranya yang paling populer adalah yang dikembangkan oleh tiga pakar kualitas tingkat internasional, yaitu mengacu pada pendapat W.Edwards Deming, Philip B. Crosby dan Joseph M.Juran, ( dalam Zulian Yamit, 2005 : 7 ).
Deming mendefinisikan kualitas adalah apapun yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen.
Crosby mempersepsikan kualitas sebagai nihil cacat, kesempurnaan dan kesesuaian terhadap persyaratan.
Juran mendefinisikan kualitas sebagai kesesuaian terhadap spesifikasi, jika dilihat dari sudut pandang produsen. Sedangkan secara obyektif kualitas menurut Juran, ( dalam Zulian Yamit, 1996 : 337 ) adalah suatu standar khusus dimana kemampuannya ( availability ), kinerja ( performance ), kendalannya( reliability ), kemudahan pemeliharaan ( maintainability ) dan karakteristiknya dapat diukur. lihat juga pembeli gaharu di surabaya disini
Goetsch Davis, ( dalam Zulian Yamit, 2005 : 8 ) membuat definisi kualitas yang lebih luas cakupannya, yaitu kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Pendekatan yang digunakan Goetsch Davis ini menegaskan bahwa kualitas bukan hanya menekankan pada aspek hasil akhir, yaitu produk dan jasa tetapi juga menyangkut kualitas manusia, kualitas lingkungan. Sangatlah mustahil menghasilkan produk dan jasa yang berkualitas tanpa melalui manusia dan proses yang berkualitas.
Menurut Gaspersz ( 2002 : 181 ) mendefinisikan kualitas totalitas dari karakteristik suatu produk (barang dan atau jasa) yang menunjang kemampuan untuk memenuhi kebutuhan yang dispesifikasikan. Kualitas seringkali diartikan sebagai segala sesuatu yang memuaskan pelanggan atau kesesuaian terhadap persyaratan atau kebutuhan. 
Pembeli Gaharu Super di Palu Perusahaan jasa dan pelayanan lebih menekankan pada kualitas proses, karena konsumen biasanya terlibat langsung dalam proses tersebut. Sedangkan perusahaan yang menghasilkan produk lebih menekankan pada hasil, karena konsumen umumnya tidak terlibat secara langsung dalam prosesnya. Untuk itu diperlukan sistem manajemen kualitas yang dapat memberikan jaminan kepada pihak konsumen bahwa produk tersebut dihasilkan oleh proses yang berkualitas.  David Garvin, ( dalam Zulian Yamit, 2005 : 9-10 ) mengidentifikasikan lima pendekatan perspektif kualitas yang dapat digunakan oleh para praktisi bisnis, yaitu :
1    Transcendental Approach Kualitas dalam pendekatan ini adalah sesuatu yang dapat dirasakan, tetapi sulit didefinisikan dan dioperasionalkan maupun diukur. Perspektif ini umumnya diterapkan dalam karya seni seperti musik, seni tari, seni drama dan seni rupa. Untuk produk dan jasa pelayanan, perusahaan dapat mempromosikan dengan menggunakan pernyataan-pernyataan seperti kelembutan dan kehalusan kulit ( sabun mandi ), kecantikan wajah ( kosmetik ), pelayanan prima ( bank ) dan tempat berbelanja yang nyaman ( mall ). Definisi seperti ini sangat sulit untuk dijadikan sebagai dasar perencanaan dalam manajemen kualitas. lihat super sana'i agarwood disini
    2.    Product-based Approach Kualitas dalam pendekatan ini adalah suatu karakteristik atau atribut yang dapat diukur. Perbedaan kualitas mencerminkan
    adanya perbedaan atribut yang dimiliki produk secara objektif, tetapi pendekatan ini dapat menjelaskan perbedaan dalam selera dan preferensi individual.
Pembeli Gaharu Super di Palu User-based Approach Kualitas dalam pendekatan ini didasarkan pada pemikiran bahwa kualitas tergantung pada orang yang memandangnya, dan produk yang paling memuaskan preferensi seseorang atau cocok dengan selera ( fitnes for used ) merupakan produk yang berkualitas paling tinggi. Pandangan yang subjektif ini mengakibatkan konsumen yang berbeda memiliki kebutuhan dan keinginan yang berbeda pula, sehingga kualitas bagi seseorang adalah kepuasan maksimum yang dapat dirasakannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar